Sabtu, 16 November 2019

Vape Lebih Aman Daripada Rokok


         Vape, atau biasa dikenal dengan sebutan rokok elektrik adalah alat yang biasa digunakan sebagai alat alternatif pengganti rokok tembakau yang di bakar atau rokok konvensial. Liquid yang digunakan pada vape terbuat dari kandungan PG (Propylene Glycol), VG (Vegetable Glycerin), dan nikotin cair. Vape menghasilkan uap, bukan asap. Liquid pada vape dipanaskan hingga menghasilkan uap, dan sensasi yang dihasilkan adalah dari uap liquid tersebut, sehingga sama sekali tidak menghasilkan tar atau racun seperti pada rokok tembakau. Dengan begitu, dapat dipastikan bahwa vape lebih aman daripada rokok konvensional.

           “Orang-orang merokok untuk nikotin, tetapi mereka mati karena TAR”, itu ucapan yang terkenal dari Michael Russell, bapak teori pengurangan bahaya tembakau dan pengembang permen nikotin. Sebagian orang mungkin akan menjawab zat tersebut sebagai kandungan berbahaya dalam rokok. Namun, ada hal-hal lebih rinci yang perlu diketahui soal zat yang terdapat pada rokok ini. Secara kimiawi, nikotin merupakan senyawa organik kelompok alkaloid. Ia dihasilkan secara alami dari berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan (Solanaceae), tembakau, tomat, dan kafein. Senyawa alkaloid tersebut memiliki efek candu dan bersifat stimulan ringan. Pada tubuh yang sehat, nikotin bahkan tak memiliki efek yang signifikan.

           “Nikotin memang membuat kecanduan, tapi tidak memicu berbagai penyakit yang lazim disebutkan pada kemasan rokok”, ujar Amaliya, PhD, tim peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia. Keamanan nikotin dalam jangka panjang telah diamati dari hewan dan manusia yang menggunakan nikotin selama bertahun-tahun. Peneliti menyimpulkan tak ada zat karsinogen pada tubuh responden yang menggunakan nikotin obat seperti permen karet, pelega tenggorokan, inhaler, dan semprotan. Zat tersebut juga tidak meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, bahkan pada orang dengan penyakit jantung sebelumnya.

          Pada 1988, para ahli bedah di Amerika menggolongkan merokok sebagai aktivitas yang membuat kecanduan. Hal ini diakibatkan adanya kandungan nikotin dalam rokok. Namun, nikotin bukan komponen faktor risiko berbagai penyakit seperti jantung, kanker, dan paru-paru. Tertuduhnya adalah tar, senyawa yang dihasilkan dari proses pembakaran. Artinya, selama tembakau tidak dibakar, dia aman. Pada penggunaan vape, tidak ada proses tembakau yang dibakar, melainkan hanya proses penguapan (pemanasan) pada liquid sehingga vape menghasilkan uap.

          Tar, seperti dicatat National Cancer Institute Amerika Serikat, merupakan zat kimia yang dihasilkan saat tembakau dibakar. Ia mengandung sebagian besar penyebab kanker dan bahan kimia berbahaya lainnya dalam asap tembakau. Ketika asap rokok dihirup, tar dapat membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru. Kondisi tersebut dapat merusak paru-paru, menyebabkan kanker, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. Menghirup asap tembakau juga menyebabkan jenis kanker lain, termasuk kanker mulut dan tenggorokan.

          Aktivitas merokok masih menjadi penyebab kematian terbesar yang sejatinya dapat dicegah. Merokok mempengaruhi perkembangan janin, secara signifikan meningkatkan risiko kanker tertentu, serangan jantung, stroke, dan memperparah kondisi orang dengan diabetes. Namun, bukan berarti beralih ke produk tembakau tanpa pembakaran aman dari risiko kesehatan. Perlu diingat, selain nikotin, ada sekitar 6.000 bahan kimia lainnya dalam asap rokok, sehingga sulit mengetahui komponen mana yang paling menimbulkan risiko kesehatan. Karbon monoksida, nitrogen oksida, dan konstituen gas asap rokok lain, misalnya, telah terbukti mengurangi transportasi oksigen ke sel, meningkatkan pertumbuhan plak aterosklerotik dalam pembuluh darah, dan membuat platelet darah lengket sehingga membentuk gumpalan.

Daftar Pustaka : Widya Putri, Aditya. "Nikotin dan Tar: Mana yang Berbahaya?". tirto.id.

Minggu, 03 November 2019

Olahraga sekaligus hobi yang di bayar.


E-Sports (Electronic Sports) adalah sebuah video game yang dimainkan atau dipertandingkan secara kompetitif (tournament). E-Sports tidak terlalu berpacu pada pergerakan fisik pemainnya, tetapi lebih ke strategi, skema, dan skill kompetitifnya. Jadi, untuk bersaing di dunia E-Sports sebenarnya tidaklah semudah melihat orang memainkan game seperti biasanya, dibutuhkan latihan, kerjasama tim yang baik, dan fokus yang tinggi untuk meraih sebuah pencapaian yaitu juara. Seiring perkembangan zaman, perkembangan E-Sports sangatlah pesat, kini E-Sports terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu PC Game (Computer)Mobile Game (Handphone), Console (Playstation, Xbox, dan Nitendo).

Dari sekian banyaknya game berbasis komputer (PC Game), ada beberapa game yang secara natural di seleksi menjadi game yang dipertandingkan di ranah E-Sports. Mayoritas pemainnya (Pro-Player) menggunakan keyboardmouse, dan headset (equipment) pribadi demi memberikan akurasi bidik secara maksimal dan konfigurasi sensitifitas yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pemain itu sendiri. Beberapa PC Game yang sangat berpengaruh karena faktor menggunakan equipment pribadi adalah Point Blank, Counter Strike : Global Offensive, Player Unknown Battleground (PUBG), dan game lainnya yang ber-genre FPS (First Person Shooter). Adapula beberapa pemain yang masih menggunakan equipment seadanya yang disediakan oleh panitia penyelenggara acara, yang menjadi faktor paling besar biasanya karena faktor ekonomi yang kurang mencukupi untuk membeli equipment pribadi.


Mobile Game, beberapa game yang eksistensi dan angka peminat yang cukup tinggi di Asia Tenggara (SEA) adalah Mobile Legends : Bang-BangPlayer Unknown Battleground Mobile (PUBG-M), dan Arena of Valor (AOV). Untuk game Mobile Legends : Bang-Bang dan Arena of Valor (AOV) adalah kedua game yang ber-genre sama, yaitu Multiplayer Online Battle Arena (MOBA). Sedangkan untuk Player Unknown Battleground Mobile (PUBG-M) adalah game dengan genre berbasis First Person Shooter (FPS) namun dengan platform Mobile atau smartphone. Namun dari ketiga game tersebut, sejarah kancah turnamen tertingginya adalah Player Unknown Battleground Mobile (PUBG-M)PMCO Global Final Berlin (PUBG Mobile Club Open) 2019 adalah turnamen tingkat Internasional yang diselenggarakan di kota Berlin, Jerman.


Console Game, walaupun terdengar tidak terlalu umum di media atau surat kabar, namun Consol Game juga memiliki beberapa game yang masuk ke ranah E-Sports. Salah satunya adalah Pro Evolution Soccer (PES)game yang dikembangkan oleh Konami ini mengambil tema tentang pertandingan sepakbola. Game ini dapat dimainkan di berbagai platform, diantaranya Playstation 4Xbox, dan Nitendo. Salah satu ajang E-Sports Internasional tahunan paling populer untuk turnamen Console Game adalah PES League.


Perlahan E-Sports sangat mengalami perkembangan dan kemajuan yang amat pesat, serta respon positif dari berbagai kalangan hingga pemerintah. Dengan diakuinya E-Sports sebagai suatu profesi yang baru, E-Sports terbukti dapat membantu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Tidak hanya sebagai pemain atau Pro-PlayerE-Sports juga melibatkan manajemen, Coach (pelatih), Caster (komentator) di setiap turnamen bergengsi, Match AnalystJournalist, dan lain-lain. Tetapi untuk sebuah profesi sebagai pemain atau Pro-Player yang masih berada pada usia muda, ada batas saat kita bermain game dan berlatih, jangan sampai membuat kita menjadi kecanduan dan mengurangi waktu untuk hal positif lainnya.